Sabtu, 16 Agustus 2008

Laba PTBA

BATU BARA

Laba PTBA

Terkerek

135 Persen

RADAR PALEMBANG, MELAMBUNG - Harga batu bara yang semakin hot membuat laba para produsen batu bara terkerek naik. Laba PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), misalnya, melonjak 135 persen. Kondisi tersebut dilengkapi dengan makin tingginya permintaan barang substitusi minyak itu.

Head of Investor Relations PTBA Nurtimah Tobing mengatakan, pendapatan pihaknya naik 58 persen menjadi Rp 2,89 triliun, dari sebelumnya Rp 1,82 triliun. Hal itu membuat laba bersih terkerek 135 persen, dari Rp 302,22 miliar menjadi Rp 710,35 miliar. "Penjualan batu bara mencapai 5,85 juta ton, atau tumbuh 15,3 persen," ujarnya akhir pekan lalu. Dia merinci, 63 persen penjualan batu bara perusahaan pelat merah itu ditujukan untuk pasar domestik, dan sisanya diekspor.

Capaian PTBA ini cukup fantastis karena dalam setengah tahun mereka hampir menyamai laba bersih sepanjang 2007 yang mencapai Rp 760,12 miliar. Nurtimah mengemukakan, harga jual batu bara yang diperoleh perseroan di pasar domestik naik 30 persen, menjadi Rp 435,9 ribu per ton. Di pasar internasional, lanjut dia, harga jual rata-rata batu bara meningkat 40 persen menjadi USD 63,63 per ton. Tahun lalu, harga rata-rata batu bara PTBA di pasar domestik mencapai Rp 346 ribu per ton, dan di pasar ekspor sebesar USD 47,5 per ton.

Sebenarnya, akan lebih menggiurkan jika produsen batu bara lebih banyak mengekspor produknya mengingat perbandingan harga yang cukup jauh antara pasar domestik dan internasional. Namun, Nurtimah menegaskan, perseroan sudah komitmen untuk mengutamakan pasar dalam negeri, selain karena ada kebijakan wajib pasok dalam negeri (domestik market obligation, DMO). PTBA menargetkan, hingga akhir tahun, pihaknya akan mencapai volume penjualan sebesar 13 juta ton, atau tumbuh 20 persen dari capaian sepanjang 2007 yang sebesar 10,8 juta ton.

Kinerja manis juga ditorehkan produsen batu bara terbesar, PT Bumi Resources Tbk (BUMI). BUMI mencatat laba bersih sebesar USD 436,8 juta, tumbuh 150 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 174,7 juta. Anak usaha Grup Bakrie itu juga diuntungkan oleh kenaikan harga rata-rata batu bara yang diterima perseroan, dari USD 42 juta ton menjadi USD 64,9 juta atau terjadi kenaikan 54 persen.

Melonjaknya harga tersebut membuat penjualan BUMI tumbuh 29,63 persen, dari USD 1.152 miliar menjadi USD 1.493 miliar, meskipun secara volume menurun sebesar 10,4 persen. Head of Investor Relation PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava menjelaskan, terkoreksinya penjualan batu bara perseroan disebabkan kondisi perekonomian global yang kurang kondusif. "Itu yang menyebabkan penjualan mengalami koreksi," ujarnya.

Secara terpisah, Head of Research Recapital Securities Poltak Hotradero mengungkapkan, harga jual batu bara besar kemungkinan masih akan meningkat, terutama untuk pasar internasional. "Harga spot di pasar internasional masih cukup prospektif," katanya. Harga batu bara diramal bisa menembus USD 70 - 80 per ton di pasar ekspor. Untuk pasar domestik, bakal menyentuh kisaran angka Rp 500 ribu per ton. BUMI sendiri telah merevisi harga rata-rata batu baranya menjadi USD 77 per ton, dari prediksi kuartal pertama sebesar USD 70 per ton. Sepanjang 2007, harga rata-rata batu bara perseroan sebesar USD 44 per ton.

PTBA tercatat juga berhasil merevisi kontrak batu bara ke PLTU Suralaya untuk pengiriman pengiriman Juli hingga Desember. Semula, perseroan menjual dengan harga Rp 544,7 ribu per ton, dan kini berhasil dinaikkan menjadi Rp 617,9 ribu per ton. Itu untuk batu bara dengan kalori 5.900 kcal per kilogram. Sesuai kontrak, total pasokan batu bara PTBA ke PLTU Suralaya tahun ini mencapai 5,1 juta ton. Harga batu bara yang kian hot ini berbeda dengan harga komoditas CPO yang justru diprediksi menurun seiring akan dimulainya musim panen, sehingga produknya bakal membanjiri pasar. (eri/jpnn)

Kinerja Finansial Produsen Batubara

Indikator BUMI PTBA

Pendapatan USD 1.493 M Rp 2,88 T

Laba Bersih USD 436,8 Juta Rp 710,35 M

Sumber: Laporan Keuangan

Tidak ada komentar: