Sabtu, 16 Agustus 2008

Investasi

INVESTASI

PT IRN Bangun

Kawasan Bisnis

Belajasumba

RADAR PALEMBANG,PELABUHAN-Sebagai komitmen terhadap pengembangan ekonomi bisnis wilayah Belajasumba (Bengkulu, Lampung, Jambi, Sumsel, Babel), Pemprov Sumsel kemarin menerima niat PT Inti Rajawali Nusantara (IRN) yang akan melakukan pengembangan pelabuhan Linau Port Bengkulu. Apalagi, pelabuhan tersebut ditujukan membuka akses Sumsel dengan Bengkulu mengangkut sejumlah komoditi ekspor.

Dalam paparannya, Dirut PT IRN Hendri menjelaskan, nantinya, pelabuhan itu tak hanya mengakut hasil sektor tambang batubara yang ditergetkan hingga 20 juta ton per tahun, tetapi juga juga sektor komoditi lain seperti karet, kopi, teh, jagung, dan komoditi lainya yang prospek untuk diekspor dan dikonsumsi antar wilayah kawasan Belajasumba.

“Selain pelabuhan Linau yang akan dikembangkan sesuai dengan porsi Detail Enggenering Desaign (DED). Juga bakal dibangun akses jalur rel kereta Api termasuk jalan inspeksi biasa yang bisa dilalui oleh kendaraan darat,’’ jelas Hendri.

Rencananya, jelas Hendri, jalur rel dan jalan inspeksi itu akan dibangun mulai dari Muara Enim, melewati OKU Induk dan OKU Selatan menuju Linau Bintuhan Bengkulu Selatan sepanjang lebih kurang 168 kilometer.

Ini dibangun, selain memperluas akses bisnis antara Sumsel dengan Bengkulu, juga dimaksudkan untuk membawa sebagian komoditi Sumsel keluar melalui pelabuhan Linau Bengkulu.

“Saya optimis, pasokan dari Sumnsel akan membludak. Tak hanya lewat pelabuhan Tanjung Api Api nantinya, tapi juga bisa melewati Linau Bengkulu yang akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi pelabuhan nasional dan internasional,”ungkapnya.

Bila dilihat dari topografi wilayah, tambah Hendri, Pelabuhan Linau yang jraknya hanya 150 kilometer dari Tanjung Enim ini, diaykini akan mampu mengintegarsi seluruh kepentingan kawasan bisnis Belajasumba.

Tak hanya pelabuhan laut dan angkutan saja yang direncanakan akan dibangun, tapi juga kawasan industri dan terminal kargo memfasilitaasi keluar masuk barang.

Dikatakan Hendri dari beberapa komoditi, ditergetkan suplai batubara bisa mencapai Rp 20 juta per tahun, dengan kedalaman pelabuhan 8-20 meter yang akan memfasilitasi kapal beerkekuatan 180.000-20.000 Dwt Ton.

Sementara, rencana operasional tetap 360 hari pertahun, dengan jam kerja 24 jam per hari, yang diperkirakan mampu mengoperasikan hasil produksi mencapai 800.000-1.200.000 ton pertahun.Dengan estimasi pergerakan angkutan kapal 3.000 ton perjam.

Yang menjadi persoalan kata Hendri, pihaknya masih harus mengeluarkan dana banyak hingga ratusan milyar. Karena untuk kedalaman laut sekarang baru mencapai 10 meter, ini harus dikeruk. Begitupun dengan layanan kapal baru mencapai 150 ribu ton.

“Kita berharap, dengan dibangunya Linau, akses bisnis Kawasan belajsumba bisa tersambung dengan baik, sehingga akan sangat potensui bisa saling bersinergi membuka pasar dunia,”jelasnya.

Menyikapi hal ini, staf ahli gubernur bidang pembangunan Dharna Dachlan mengatakan, pihaknya berharap PT IRN tak gegabah.”Silahkan bangun, kita akan bantu. Tapi soal perizinan menyangkut Departemen perhubungan darat, PT KAI, Mentri Kehutanan silahkan diurus sendiri secara jelas. Bila itu sudah kongkrit, kita baru bantu bergerak. Kita tak mau persoalan hutan lindung terulang lagi di lokasi pelabuhan Linau ini seperti TAA yang kasusnya sudah mulai mengkrucut sekarang,” katanya.

Mengenai pembatasan komoditas Sumsel dibawa melalui Linau Port. Dharna mengaku, akan mengaturnya dalam aturan tersendiri nanti. Porsi potensi Sumsel yang bolehb dibawa mellaui Linau, karena Sumsel juga bakal punya pelabuhan taraf Internasional TAA. “Jangan sampai saling tarik, dan akhirnya Sumsel tak kebagian jatah lagi, padahal itu produksi dari Sumsel,”ungkapnya.(ayu)

Tidak ada komentar: