Sabtu, 16 Agustus 2008

Tujuh Bank Kotmitmen

Tujuh Bank Nyatakan Komitmen

++Siap Membantu Proses Sertifikasi Lahan

RADAR PALEMBANG, KOMITMEN–Ini angin segar bagi Usaha Mikro Kecil Menengah yang kerap terganjal masalah agunan. Tujuh bank yang tergabung dalam Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) menyatakan komitmennya untuk membantu proses pembuatan sertifikasi lahan.

Komitmen tersebut dinyatakan pihak bank yang diwakili masing-masing kepala kantor wilayah dalam pertemuan beberapa hari lalu dengan Kepala Badan Pertanahan Nasional. Komitmen sendiri diprakarsai Bank Indonesia Palembang. Sementara, tujuh bank tersebut yakni Bank Sumsel, Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, BTN dan Bank Bukopin.

”Sebetulnya, seluruh bank ada program kredit bagi UMKM, tapi selama ini ketujuh bank tadi cukup giat mengembangkan UMKM khususnya usaha yang kecil-kecil, dan untuk sementara mereka inilah yang menyatakan kesiapan memasukkan biaya sertifikasi lahan dalam plafond kredit yang akan diambil,” ujar Pemimpin Bank Indonesia Palembang yang juga Ketua BMPD Sumsel, Zainal Abidin Hasni, akhir pekan lalu

Selama ini, kata Zainal, hasil pemantauan BI, masalah sertifikasi lahan selalu menjadi hambatan untuk memperoleh kredit perbankan. Dalam penelitian BI pada base line economic service (BLS) masalah agunan kredit dari seritifikasi lahan menjadi persoalan utama sulit berkembangnya UMKM. ”Masalah sertifikasi lahan ini seringkali terjadi aksi saling tuduh menuduh, makanya dipertemukan antara bank dengan BPN,” tutur Zainal.

Proses sertifikasi lahan membutuhkan modal, dan masyarakat sejauh ini kesulitan memperoleh dana untuk itu. Biaya untuk memperoleh satu sertifikat biasanya dalam kisaran Rp 750 ribu-Rp 1 juta. Badan Pertanahan Nasional memiliki standar dana dalam membuat sertifikat misalnya untuk sertifikar lahan pertanian. Jadi biaya-biaya diluar itu merupakan biaya tak resmi. ”Kalaupun ada biaya tambahan berupa pajak atas kepemilikan tanah dan bangunan (BPHTB) yang masing-masing daerah berbeda-beda.”

Beban biaya sertifikasi itulah yang akan mendapat bantuan dari perbankan. Bank bersedia memasukan biaya sertifikat itu dalam plafond kredit yang diambil. Misalnya debitur mengambil kredit Rp 20 juta lalu biaya sertifikasi sekitar Rp 750 ribu, maka bank akan berikan kredit sebesar Rp 27,5 juta.

Bank Indonesia juga akan memfasilitasi pengembangan UMKM secara cluster. Ambil contoh ada satu kelompok di satu wilayah yang mempunyai usaha kerajinan yang sama, misalnya kerajinan songket. Namun, syaratnya kelompok itu merupakan produsen (pengrajin) dan bukan penjual songket. ”Kami akan coba kumpulkan mereka dan kami akan bertindak sebagai mediator untuk membantu pengembangan usaha mereka, tapi disini peran BI hanya sebagai mediator saja,” jelas Zainal.

Ditambahkan dia, akan lebih baik lagi apabila ada peran pemerintah daerah untuk membantu proses sertifikasi tersebut. Pemda setempat dapat menganggarkan biaya sertifikasi tersebut dalam APBD.

Menanggapi masalah ini Pimpinan Cabang BCA Palembang, Darmawan mengaku BCA fokus untuk mengembangkan sektor bisnis khususnya kredit di UMKM. Porsi UMKM (kredit sampai dengan Rp 5 miliar) yang dikelola bank swasta nasional tersebut lebih dari 60 persen. Usaha mikro kecil menengah dianggap lebih aman dibandingkan sektor korporasi. ”Kalaupun ada permasalahan 1-2 debitur tidak terlalu terasa,” tandasnya.

Dia mengaku tidak tahu pasti bentuk komitmen yang dilakukan perbankan bersama BPN beberapa waktu lalu. Namun, kemungkinan pendanaan kredit sertifikasi lahan tersebut untuk kredit perkebunan yang porsinya terbilang cukup rendah yakni kurang dari 5 persen.(ade)

Produksi sawit

PERKEBUNAN

Produksi Sawit
Terancam Turun

RADAR PALEMBANG, SAWIT-Produksi perkebunan sawit di Sumsel dalam dua hingga tahun kedepan terancam turun. Lantaran rendahnya pendapatan karena turunnya harga CPO (culd palm oil), membuat petani lebih berhemat dalam melakukan pemupukan.
Perkebunan sawit terancam, lantaran untuk Sumsel sekitar 50 persen merupakan perkebunan rakyat. Areal inilah yang nantinya kurang mendapat asupan nutrisi dari pupuk urea. Apalagi, saat ini harga pupuk sudah sangat tinggi, bahkan sejak awal tahun ini telah terjadi kenaikan harga hingga 300 persen.
“Bagaimana petani kita bisa melakukan pemupukan jika harganya sudah naik hingga 300 persen,” ujar Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumsel, Sumarjono Saragih sebelum melakukan rapat bulanan anggota Gapki di ruang pertemuan PT Sampoerna Agro, kemarin.
Diakuinya, kurangnya pasokan pupuk ini pengaruhnya baru akan terasa selama dua hingga tiga tahun ke depan. Produksi sawit rakyat akan turun dratis, sebab tanpa asupan pupuk yang tepat tanaman tidak dapat menghasilkan buah yang baik. Kandungan unsure N, P, dan K dalam urea sangat dibutuhkan. “Rakyat tidak mampu memenuhi biaya produksi untuk pupuk saja yang kini mencapai Rp 7 juta perhektar pertahun.”
Sementara itu, di tengah tingginya harga pupuk, harga tandan buah segar (TBS) yang mereka peroleh juga mengalami penurunan. Turunnya harga TBS berakibat dari mulai menurunnya harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar internasional yang terjadi sejak dua minggu terakhir. Harga jual lokal untuk CPO dari Rp 8000 perkilogram turun menjadi Rp 6 ribu. Konsekuensinya harga TBS juga turun, dari Rp 1.600 menjadi hanya Rp 1.300 perkilogram.
“Kalau kami lihat terjadi anomali pasar, trend produksi turun sementara permintaan meningkat, tetapi harganya justru turun. Ada analisis bahwa ada unsure spekulasi traider besar yang tadinya menahan stok sampai naik harga, kemudian setelah harga tinggi dia melepas produksinya,” jelas Sumarjono. Produksi CPO secara nasional mencapai 18 juta ton dan alokasi untuk domestik mencapai 30 persen.
Gapki sendiri belum mempunyai solusi konkret mengenai permasalahan ini. Kebutuhan pupuk juga cenderung alami peningkatan sementara suplay terbatas. Belum lagi, setiap tahun luasan areal perkebunan sawit provinsi ini mengalami peningkatan rata-rata 10-15 persen. “Sekarang ada semacam stagnasi produksi.”
Tak hanya persoalan pupuk saja yang menyulitkan pengembangan sawit di provinsi ini melainkan menyangkut penyediaan bibit. Sejak dua tahun terakhir, bibit sawit termasuk barang langka, dari 11 produsen sawit yang ada di negara ini baru bisa memenuhi 75 persen kebutuhan bibit. Setiap tahun kebutuhan bibit mencapai 240 juta kecambah sedangkan produksi nasional baru mencapai 180 juta kecambah. Guna memenuhi kekurangan tersebut, negara ini mengimpor dari Kostarica.
Menghadapi musim kemarau yang mulai diwarnai dengan munculnya kabut asap, menurut Sumarjono, anggota Gapki diminta komitmenya untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Namun, sambung dia, bisa jadi kebakaran yang timbul sekarang akibat masyarakat yang mengambil jalan mudah dengan membakar lahan. Jika nantinya ditemukan perusahaan yang melakukan pembakaran maka perusahaan itu sendiri yang akan menanggung akibatnya.(ade)

Perkembangan Harga Kelapa Sawit
Bulan CPO (Rp) TBS (Rp)
Periode I Periode II Periode I Periode II
Januari 7141,5 7539,40 1455,60 1543,64
Februari 7750,15 7951,80 1605,39 1652,08
Maret 8303,24 8371,85 1710,55 1741,40
April 8457,78 8147,59 1749,61 1672,66
Mei 8399,76 8665,42 1735,04 1794,62
Juni 8862,51 9928,44 1828,44 2025,58
Juli 8447,11 8206,49 1720,64 1655,93

Ket: Periode I dihitung minggu pertama dan minggu kedua
Periode II dihitung minggu ketiga dan minggu keempat
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel

Pemrov Produksi

Pemprov Produksi

BBM Alternatif

++Dipasarkan Pada 2010

RADAR PALEMBANG, ENERGI – Pemprov Sumsel pada 2010 akan memasarkan bahan bakar alternatif berupa Crude Sintetic Oil (CSO) yang memiliki fungsi sama dengan BBM (bahan bakar minyak). BBM alternatif ini merupakan hasil Riset Unggulan Strategi Nasional (Rusnas). CSO sendiri dibuat dari pencairan batubara yang masih memiliki kualitas muda.

Gubernur Sumsel Mahyuddin NS didampingi inovator UNSRI sekaligus Direktur Lembaga Pengelolaan Pengembangan Energi Baru Terbarukan (PEBT) Sumsel Dr H M Faizal DEA mengungkapkan itu, dibincangi usai melakukan teleconference dengan Presiden SBY masalah energi dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Tehnology Nasional ke XIII di Fakultas Komputer UNSRI, kemarin.

Saat ini, kata Mahyudin, produksi CSO masih kecil baru berkapsitas 60 kilogram per jam dan masih dalam rangka uji coba hasil penelitian. “Kita targetkan enam bulan kedepan semua sudah selesai dipersiapkan. Baik hasil penelitian dan kesiapan terkait. Sebab, tahun 2010 kita targetkan bisa produksi dalam jumlah besar untuk dikonsumsi seluruh masyarakat Sumsel,”tandasnya.

Persiapan secara full akan dilakukan tahun 2009 nanti, kata Mahyudin. Mulai dari pembangunan dan pemasangan instalasi, hingga menejemen pemasaranya di Sumsel. Pihaknya berharap CSO bisa dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa membebani harga. ”Ya, artinya CSO memang harus lebih ekonomis nantinya dibandingkan BBM,”ungkapnya.

Mahyudin menjelaskan, CSO ini merupakan proses pencairan batubara yang masih memiliki kualitas muda dan saat ini cukup besar potensinya di Sumsel. Nanti akan diproses melalui sitem cold blending (pencairan batubara), hasilnya akan diperoleh CSO melalui proses upgrading hidrotyping.

“Bila proses sudah selesai, akan menghasilkan bahan bakar minyak yang sama kualitasnya dengan bahan bakar minyak dari teknolgy petroleum atau BBM yang dikonsumsi pada umumnya saat ini,’’ jelas Mahyudin.

Faizal menambahkan, produk pencairan bahan bakar inilah nanti akan menggantikan BBM. Apalagi dengan kondisi situasi krisis BBM seperti sekarang, bila dilihat dari penggunaanya juga cukup ekonomis.

Sebab proses Cold Blanding tak hanya menghasilkan CSO, juga bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga uap, yang nantinya akan dibangun di kawasan tambang. Terkait dengan program ketepatan produksi listrik menjadi 20 giga Watt.

“Pokoknya multi fungsi lah, melalui bahan bakar batubara rendah kalori ini. Kita bisa menghasilkan berbagai hasil inovasi pengembangan energi memenuhi baku mutu konsumsi,”ungkapnya.

Kelebihan lain, selain diprediksi harganya lebih murah hingga 17 persen dari BBM, bahan bakar batubara syntetic ini juga tak merusak alat-alat pembakaran seperti broiler dan lebih tahan lama.

“Yang ada sekarang, produksi kapasitas tehnology siap baru sebatas semi industri dengan kapasitas 60 kilogram perjam.Tahun depan akan dibangun instalasi Cold blanding dengan kapasitas 1-10 ton per jam di MURA, yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan komersialisasi tahun 2010 nanti. Biaya, rata-rata kapsitas 1 ton per jam butuh Rp 2 miliar, tapi bila ditingkatkan 6 ton per jam akan bisa lebih irit RP 3 miliar. Ini akan kita suplay dananya dari APBN mencapai Rp 1,56 miliar, Pemerintah daerah Rp 2 miliar dan UNSRI menyumbang fasiliotas tehnis,”ungkapnya Faizal.

Selain menjual dalam bentuk CSO, hasil cold blanding ini juga bakal dikerjasamkan dengan pemilik kilang-kilang minyak seperti PT Pertamina, mampu menghasilkan gas, dengan tingkat produksi 1 ton batubara bisa dikonversi menjadi 310 kilogram gas. “Nantinya akan dimanfaatkan untuk gasifikasi rumah tanggai dan industri ,”jelasnya.

Sementara, untuk riset lanjutan yang masih akan dikembangkan nantinya adalah, biodesel.”Kita akan membuat kebun energi untuk seluruh wilayah yang kurang produktif guna ditanami jarak sebagai bahan baku biodesel,”ungkapnya.

Masih menurut Faizal, teknologinya sudah ada, pilot project di Indralaya dengan kapsitas 100 kilogram per bag. “Sekarang sudah diuji cobakan di 2 unit mobil di Unsri, mencampurkan solar petroleum 90 persen, solar biodesel 10 persen. Hasil dirasakan para sopir, ternyata memang efektif, baik dari sisi asap ramah lingkungan, atapun jumlah konsumsi per kilometer perjam,”jelasnya lagi.

Sebelumnya, pelaksanaan telekonfrence Gubernur Sumsel dengan Presiden berlangsung lancar mulai pukul 10.00 WIB-11.00 WIB. Meskipun dalam kesempatan itu, gubernur Sumsel sempat didera rasa kecewa lantaran waktu diberikan SBY ke Sumsel memaparkan cukup singkat kurang lebih 7 menit. (ayu)

Pemprov Ancam

Putus Kontrak

++Terkait Akuisisi Hotel Aston

*Lippo Cikarang Juga Dipanggil

RADAR PALEMBANG, ANCAMAN –Pemprov Sumsel tak segan-segan melakukan pemutusan kontrak dengan PT Bayu Jaya Lestari Sukses (PT BJLS) sesuai dengan perjanjian tertulis dalam kontrak, apabila sang pemilik Sengman Tjahja tak bisa memberikan alasan tepat melakukan penjualan saham (akuisisi) ke Lippo Cikarang.

Gubernur Sumsel Mahyuddin NS didampingi Ketua DPRD Sumsel Zamzami Ahmad, Sekretaris Daerah Musyrif Swardi, Asisten I Abdul Shobur, juga anggota DPRD Sumsel Drs Oemar Burniat, menegaskan sikap tersebut menyikapi pro kontra akuisis Hotel Aston yang kini dipersoalkan.

Menurut Mahyudin, dalam ketentuan surat perjanjian addendum I Nomor 14, pasal 7 (8) sudah jelas, bahwa pihak kedua dalam hal ini PT BJLS tidak boleh menjual atau mengalihkan hak kepemilikan Hotel Aston Bintang 4 yang dikelola kepada pihak manapun, dengan alasan apapun.

Keterangan ini diperkuat dengan pasal 11, apabila pihak ke-2 (PT BJLS) tak bisa memenuhi perjanjian, maka pihak pertama dalam hal ini Pemda bisa memutusan kontraknya.

“Nah, ini sudah jelas sebuah perjanjian tertulis dalam kontrak yang saat itu tepatnya 24 Desember 2002 ditandatangani kesepakatan oleh Direktur PT BJLS Sengman Tjahja dengan Pemprov,’’ kata Mahyudin.

Hingga saat ini, kata Mahydin, baru terhitung masuk 6 tahun pengelolanya. Ternyata malah pihak Direkturnya Sengman, dikabarkan telah menjual ke pihak lain Lippo Cikarang tanpa sepengetahuan Pemda.

”Ini kan artinya menyalahi kontrak. Acuan ini bisa memperkuatnya, Pemda bisa saja memutuskan kontrak, dan mengalihkanya ke pihak lain atau bisa juga dikelola sendiri oleh Perusahaan daerah (PD),” ungkap Mahyudin.

Tak ada yang samar dalam perjanjian itu semua jelas. Apalagi ada ketentuan pasal laian pasal 7 (2), pada tahun ke-18 pihak PT BJLS harus memberikan setoran royalty sesuai kesepakatan. “Lha, kalau dijual ke Lippo, apakah mereka sudah tahu, ada kesepakatan ini yang harus mereka tunaikan nantinya,” tandas Mahyudin.

Sebab itulah, solusinya, tak hanya Sengman Tjahja saja nanti dipanggil, tapi juga pihak Lippo Cikarang. “Keduanya harus diklarifikasi.Bila telah terjadi jual beli saham sejauh mana prosesnya. Bagaimana tindak lanjutnya nanti. Mungkin Senin besok kita jadwalkan pertemuanya,” tegas Mahyudin.

Mengenai upaya hukum, Oemar Burniat menambahkan, bisa saja dilakukan upaya hukum jika Sengman terbukti one prestasi (ingkar janji) dan tak ada jalan keluar lainya. Semua bukti jelas sudah tertuang konkrit.

Ia juga menjelaskan, sebenarnya pengelolaan Aston melalui Build Operated Transfer (BOT) sudah merupakan kesepakatan toleransi tertinggi. Saat itu, pihak Pemprov meminta seluruh bangunan toko dan kantor di sekitarAston juga BOT.

“Tapi seiring waktu, adanya toleransi, gubernur dalam hal itu membolehkan kantor, dan kawasan toko sekitar PS cukup ganti rugi. Sementara Aston tetap BOT dengan HGU selama 30 tahun, dan akan menjadi hak Pemda setelah 30 tahun, mau memperpanjang lagi atau tidak,’’ kata Oemar.

++Tetap Normal++

Sementara itu, aktivitas di Hotel Aston tetap berjalan normal seperti hari-hari biasa. Begitu pula dengan tamu yang ingin menginap di Hotel Bintang Empat yang terletak dikawasan komplek Palembang Square itu, tetap banyak dan stabil seperti biasanya.

Manager F&B Hotel Aston Palembang, Johni Johan saat diwawancarai wartawan koran ini kemarin, mengatakan, sejauh ini tidak ada perubahaan sama sekali sehubungan dengan persoalan tersebut. Bahkan dirinya tidak merasa khawatir ataupun takut akan dilakukannya pemutusan hubugan kerja meski ada perubahaan. Begitu pula dengan karyawan lainnya, karena menurutnya peralihan itu hal biasa.

“Sejauh ini saja malah saya nggak tahu proses akuisisi tersebut, kemarin tahunya waktu baca di koran. Tetapi ini bukan urusan kita, urusan para petinggi Aston, jadi nggak ada masalah sekalipun dengan kinerja para karyawan dan juga aktivitas tetap berjalan seperti biasa kok,’’ kata Joni.

Disamping itu, Public Relation (PR), Mopriantika menuturkan, Hotel Aston saat ini memiliki 174 kamar terdiri dari Superior, Deluxe, hingga President Suite dengan harga mulai dari Rp 650.000. Sedangkan tingkat hunian (okupansi) hotel Aston yang memiliki 174 kamar tersebut rata-rata 60 hingga 70 persen, bahkan dalam satu bulan ini okupansi hotel diatas 80 persen. Hal itu disebabkan karena banyaknya even berskala nasional dan internasional yang dilaksanakan di Palembang.

“Selain itu, di bulan Agustus ini, kami telah menyiapkan berbagai even salah satunya adalah Wedding Expo yang menurut rencana akan berlangsung 15 Agustus mendatang. Beragam promo lainnya pun akan dihadirkan sebagai apresiasi kita kepada para tamu dalam rangka memperingati acara 17 agutus kali ini,’’ papar Mopri.

Sebelumnya, pada koran ini Sengman Tjahya menegaskan, akuisisi Aston Hotel ke PT Lippo Cikarang tidak bermasalah. Kendati begitu, dia siap memenuhi panggilan dewan jika benar akan ada pemanggilan.

Sengman mengatakan, akuisisi tersebut masih dalam bentuk Perusahaan Terbatas (PT). “Saya rasa akuisisi tersebut tidak ada yang harus dipersoalkan karena dilakukan dari PT ke PT,”ungkap Sengman.

Selain itu, sambung Sengman, dalam proses akuisisinya tidak merubah nama objek usahanya yaitu masih tetap Aston Hotel, kecuali setelah proses akuisisi itu nama Aston Hotel diubah. “Jadi saya pikir tidak yang dipersoalkan lagi soal proses akusisi tersebut, “tegasnya.

Soal keinginan pemerintah provinsi memanggilnya untuk meminta penjelasan terkait proses akuisisi, menurut Sengman akan ia penuhi kapan pun pihak pemprov memanggil. Hanya saja, saat ini dia masih berada di Shanghai Cina.

“Saya akan penuhi panggilan pemprov dan akan saya jelaskan semua mengenai proses akuisisi tersebut karena memang tak ada yang perlu dipermasalahkan,’’ kata Sengman. (ayu/iya)

Investasi

INVESTASI

PT IRN Bangun

Kawasan Bisnis

Belajasumba

RADAR PALEMBANG,PELABUHAN-Sebagai komitmen terhadap pengembangan ekonomi bisnis wilayah Belajasumba (Bengkulu, Lampung, Jambi, Sumsel, Babel), Pemprov Sumsel kemarin menerima niat PT Inti Rajawali Nusantara (IRN) yang akan melakukan pengembangan pelabuhan Linau Port Bengkulu. Apalagi, pelabuhan tersebut ditujukan membuka akses Sumsel dengan Bengkulu mengangkut sejumlah komoditi ekspor.

Dalam paparannya, Dirut PT IRN Hendri menjelaskan, nantinya, pelabuhan itu tak hanya mengakut hasil sektor tambang batubara yang ditergetkan hingga 20 juta ton per tahun, tetapi juga juga sektor komoditi lain seperti karet, kopi, teh, jagung, dan komoditi lainya yang prospek untuk diekspor dan dikonsumsi antar wilayah kawasan Belajasumba.

“Selain pelabuhan Linau yang akan dikembangkan sesuai dengan porsi Detail Enggenering Desaign (DED). Juga bakal dibangun akses jalur rel kereta Api termasuk jalan inspeksi biasa yang bisa dilalui oleh kendaraan darat,’’ jelas Hendri.

Rencananya, jelas Hendri, jalur rel dan jalan inspeksi itu akan dibangun mulai dari Muara Enim, melewati OKU Induk dan OKU Selatan menuju Linau Bintuhan Bengkulu Selatan sepanjang lebih kurang 168 kilometer.

Ini dibangun, selain memperluas akses bisnis antara Sumsel dengan Bengkulu, juga dimaksudkan untuk membawa sebagian komoditi Sumsel keluar melalui pelabuhan Linau Bengkulu.

“Saya optimis, pasokan dari Sumnsel akan membludak. Tak hanya lewat pelabuhan Tanjung Api Api nantinya, tapi juga bisa melewati Linau Bengkulu yang akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi pelabuhan nasional dan internasional,”ungkapnya.

Bila dilihat dari topografi wilayah, tambah Hendri, Pelabuhan Linau yang jraknya hanya 150 kilometer dari Tanjung Enim ini, diaykini akan mampu mengintegarsi seluruh kepentingan kawasan bisnis Belajasumba.

Tak hanya pelabuhan laut dan angkutan saja yang direncanakan akan dibangun, tapi juga kawasan industri dan terminal kargo memfasilitaasi keluar masuk barang.

Dikatakan Hendri dari beberapa komoditi, ditergetkan suplai batubara bisa mencapai Rp 20 juta per tahun, dengan kedalaman pelabuhan 8-20 meter yang akan memfasilitasi kapal beerkekuatan 180.000-20.000 Dwt Ton.

Sementara, rencana operasional tetap 360 hari pertahun, dengan jam kerja 24 jam per hari, yang diperkirakan mampu mengoperasikan hasil produksi mencapai 800.000-1.200.000 ton pertahun.Dengan estimasi pergerakan angkutan kapal 3.000 ton perjam.

Yang menjadi persoalan kata Hendri, pihaknya masih harus mengeluarkan dana banyak hingga ratusan milyar. Karena untuk kedalaman laut sekarang baru mencapai 10 meter, ini harus dikeruk. Begitupun dengan layanan kapal baru mencapai 150 ribu ton.

“Kita berharap, dengan dibangunya Linau, akses bisnis Kawasan belajsumba bisa tersambung dengan baik, sehingga akan sangat potensui bisa saling bersinergi membuka pasar dunia,”jelasnya.

Menyikapi hal ini, staf ahli gubernur bidang pembangunan Dharna Dachlan mengatakan, pihaknya berharap PT IRN tak gegabah.”Silahkan bangun, kita akan bantu. Tapi soal perizinan menyangkut Departemen perhubungan darat, PT KAI, Mentri Kehutanan silahkan diurus sendiri secara jelas. Bila itu sudah kongkrit, kita baru bantu bergerak. Kita tak mau persoalan hutan lindung terulang lagi di lokasi pelabuhan Linau ini seperti TAA yang kasusnya sudah mulai mengkrucut sekarang,” katanya.

Mengenai pembatasan komoditas Sumsel dibawa melalui Linau Port. Dharna mengaku, akan mengaturnya dalam aturan tersendiri nanti. Porsi potensi Sumsel yang bolehb dibawa mellaui Linau, karena Sumsel juga bakal punya pelabuhan taraf Internasional TAA. “Jangan sampai saling tarik, dan akhirnya Sumsel tak kebagian jatah lagi, padahal itu produksi dari Sumsel,”ungkapnya.(ayu)

Investasi naik 100 persen

Investasi Ditarget Naik 100 Persen

*Didukung Program Lumbung Nasional

RADAR PALEMBANG, TARGET - Selama 2008, pemerintah provinsi menargetkan kenaikan investasi sebesar 100 persen di semua sektor. Dari semula perolehan pada 2007 sebesar Rp 10 triliun, maka pada 2008 ini diharapkan mampu menembus angka Rp 20 miliar.

Untuk mencapai target tersebut, menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumsel, Qolyubi Nawawi, selain tetap mengandalkan sektor investasi dari lembaga keuangan seperti bank sebesar Rp 4,35 trilliun dan Rp 6 trilliun dari sektor swasta, juga disuport program provinsi yang menjadikan Sumsel sebagai lumbung pangan.

“Program Lumbung Pangan ini akan ikut memicu target investasi pemerintah tahun ini bisa naik 100 persen dari tahun lalu. Di dalamnya tak hanya ada beras, tapi ada karet, kelapa sawit, kopi, kelapa, lada, tebu dan teh yang dijadikan sasaran komoditi andalan Sumsel menembus pangsa pasar luar. Tapi juga memenuhi pasar lokal,’’ kata Qolyubi.

Bayangkan saja, lanjut Qolyubi, kenaikan target masing-masing komoditi cukup signifikan. Rata-rata 7-10 persen ditarget naik. Tak hanya dari target tanaman produksi, tapi juga target penambahan pabrik pengolahan.

Untuk crum rubber saja, lanjut Qulyobi, rata-rata kapsitas per tahun pabrik yang ada mencapai 932.000 ton/tahun dari 23 pabrik. Minyak sawit 2.020 ton TBS/jam dari 40 unit pabrik.

Kopi ada 6 penggilingan penyanggarai dengan kapsitas 240 kilogram/jam, sedangkan penggilingan bubuk kopi ada 6 juga dengan kapsitas 120 kilogram/jam. Lalu pabrik kelapa baru ada 1 unit. Tebu, pabrik baru ada satu unit dengan kapsitas 6.000 ton/hari.

Dengan rata-erata sumbangan Produks Domestik Regional Bruto (PDRB) Karet US $ 1.148.103.000. Kelapa sawit US $ 283.632.000, dan Kopi US $ 11.581.000.

“Untuk membuka peluang kebutuhan investasi hingga Rp 30,35 trilliun total tersebut butuh strategi baru. Dimana, saat ini masing-masing sektor unggulan seoptimal mungkin bisa mendapatkan suambangan devisa,’’ urai Qulyobi.

Diantaranya, lanjutnya, melalui upaya semangat tergabung dengan negara Indonesia-Malaysia-Thailand Growt Triangle (IMT-GT). Menurutnya angka investasi itu berbanding lurus dengan tingkat kebutuhan investasi nasional mencapai 989 trilliun tahun ini.

“Meskipun secara nominal kebutuhan investasi nasional lebih besar, namun tingkat pertumbuhan ekonomi hanya mampu mencapai 6,8 persen. Yakni justru lebih rendah dibandingkan pertunbuhan ekonomi Sumsel mencapai rata-rata 7,5 persen,’’ urai Qulyobi.

Bila hal ini dilaksanakan seoptimal mungkin, target kebutuhan investasi yang akan masuk ke Sumsel akan bisa diperoleh dengan gemilang. Karena, dengan jumlah tersebut setidaknya bisa mengurangi jumlah pengangguran Sumsel tercatat sekitar 362.191 orang dari sekitar 331 juta jumlah angkatan kerja yang ada.

Sayangnnya hingga saat ini, masih ada bebrapa kendala penopang seperti infrastruktur yang masih kurang mendukung. Khususnya banyak daerah centra produksi, sehingga bisamenghambat perlmabatan investasi.

Untuk sektor investasi perbankkan, Qulyobi mengaku, sektor pangan kemungkinan hanya memanfaatkan bantuan kredit dan lainnya. ”Tapi kita hanya bahas sektor pangan, untuk investasi sektor keuangan dan swasta semua digantungkan kebijakan pemerintah agar lebih krirtis dan membaik lagi,” pungkasnya. (ayu)

Arsitektur

ARSITEKTUR

Bangunan tak

Penuhi Estetika

++Kebanyakan Hanya Konvensional

RADAR PALEMBANG, ESTETIKA-Konstruksi bangunan yang ada di Kota Palembang kebanyakan belum sepenuhnya dianggap memenuhi kriteria estetika arsitektur. Bangunan dibuat asal jadi tanpa memperhatikan keindahannya.

Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah Sumsel, HKM Isnaini Madani MTP MSi IAI menjelaskan, kebanyakan bangunan di Palembang masih berkesan konvensional, tidak ada sentuhan modern yang ditunjukan. Kalaupuan ada hanya terbatas pada bangunan yang baru akan dibuat atau bangunan yang telah mengalami renovasi. ”Tapi bukan berarti bangunan lama ini tidak memenuhi estetika,” ujarnya.

Isnaini sulit menjelaskan kriteria estetika versi arsitek itu, namun yang jelas harus memenuhi unsur keseimbangan, keselarasan serta keharmonisan. ”Biasanya jika satu orang menyatakan itu indah yang lain akan mengikuti, mungkin ada yang berbeda pendapat tapi hanya satu dua orang saja,” kata Isnaini.

Bila dihitung secara persentase bangunan baik kantor, perumahan, hotel, toko atau bangunan lainnya yang telah memenuhi kriteria estetika hanya sekitar lima persen. Utamanya, bangunan-bangunan skala besar hampir dapat dipastikan sudah memenuhi kriteria seperti bangunan hotel, mall, ataupun pusat olahraga. Bangunan besar hampir dapat dipastikan menggunakan tenaga arsitek dalam setiap konsep bangunannya.

Namun, tidak semua bangunan tersebut sudah dapat dinyatakan baik ada beberapa yang juga berkesan cepat jadi. Seperti salah satu bangunan hotel yang berlokasi di seputaran Jalan Sudirman Palembang, meski mengusung konsep luar negeri tetapi bangunannya terlihat tidak indah.

Bangunan yang sudah dianggap baik antara lain, bangunan Hotel Aston, Hotel Horison, Hotel Novotel, Gedung BI, BII, BNI, Gedung Jasa Raharja serta Gedung PLN A Rivai. ”Kalau kita lihat dari luar Hotel Novotel itu kesannya masif tetapi ketika masuk ke dalam bangunan bangunannya sangat indah,” tutur Isnaini.

Disinggung perlukah memasukan unsur kedaerahan dalam setiap bangunan sebagai ciri khas bahwa itu bangunan Palembang, dia mengatakan, untuk memasukan unsur daerah dalam bangunan perlu diwaspadai. Sebab, seringkali bentuk bangunan kedaerah yang dirancang seorang arsitek dianggap tidak sesuai dengan bangunan daerah sebenarnya.

Disamping itu, dengan memasukan unsur kedaerahan dikhawatirkan akan meruntuhkan nilai-nilai daerah tersebut. Rumah limas yang jadi ciri khas bangunan Palembang, apabila dijadikan bangunan tertentu akan mengurangi kesan menumentalnya. Misalnya bentuk limas digunakan pada bangunan di pos penjagaan satpam atau wc umum tentunya agak kurang pantas. Lain halnya bila dipakai dalam bangunan gedung parlemen, kantor walikota atau bangunan yang lebih pantas lainnya.

Saat ini perkantoran yang menggunakan kesan limas itu ada pada bangunan gedung BNI Musi yang berlokasi di depan rumah Pangdam II Sriwijaya. Namun, konsepnya tidak murni limas melainkan digabungkan dengan bangunan modern dibelakangnya.

”Walikota juga tidak menginginkan bangunan di Palembang ini seluruhnya menggunakan konsep limas seperti Sumatera Barat. Kesan monumental harus dipertahankan,” ujar Isnaini.(ade)

Laba PTBA

BATU BARA

Laba PTBA

Terkerek

135 Persen

RADAR PALEMBANG, MELAMBUNG - Harga batu bara yang semakin hot membuat laba para produsen batu bara terkerek naik. Laba PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), misalnya, melonjak 135 persen. Kondisi tersebut dilengkapi dengan makin tingginya permintaan barang substitusi minyak itu.

Head of Investor Relations PTBA Nurtimah Tobing mengatakan, pendapatan pihaknya naik 58 persen menjadi Rp 2,89 triliun, dari sebelumnya Rp 1,82 triliun. Hal itu membuat laba bersih terkerek 135 persen, dari Rp 302,22 miliar menjadi Rp 710,35 miliar. "Penjualan batu bara mencapai 5,85 juta ton, atau tumbuh 15,3 persen," ujarnya akhir pekan lalu. Dia merinci, 63 persen penjualan batu bara perusahaan pelat merah itu ditujukan untuk pasar domestik, dan sisanya diekspor.

Capaian PTBA ini cukup fantastis karena dalam setengah tahun mereka hampir menyamai laba bersih sepanjang 2007 yang mencapai Rp 760,12 miliar. Nurtimah mengemukakan, harga jual batu bara yang diperoleh perseroan di pasar domestik naik 30 persen, menjadi Rp 435,9 ribu per ton. Di pasar internasional, lanjut dia, harga jual rata-rata batu bara meningkat 40 persen menjadi USD 63,63 per ton. Tahun lalu, harga rata-rata batu bara PTBA di pasar domestik mencapai Rp 346 ribu per ton, dan di pasar ekspor sebesar USD 47,5 per ton.

Sebenarnya, akan lebih menggiurkan jika produsen batu bara lebih banyak mengekspor produknya mengingat perbandingan harga yang cukup jauh antara pasar domestik dan internasional. Namun, Nurtimah menegaskan, perseroan sudah komitmen untuk mengutamakan pasar dalam negeri, selain karena ada kebijakan wajib pasok dalam negeri (domestik market obligation, DMO). PTBA menargetkan, hingga akhir tahun, pihaknya akan mencapai volume penjualan sebesar 13 juta ton, atau tumbuh 20 persen dari capaian sepanjang 2007 yang sebesar 10,8 juta ton.

Kinerja manis juga ditorehkan produsen batu bara terbesar, PT Bumi Resources Tbk (BUMI). BUMI mencatat laba bersih sebesar USD 436,8 juta, tumbuh 150 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD 174,7 juta. Anak usaha Grup Bakrie itu juga diuntungkan oleh kenaikan harga rata-rata batu bara yang diterima perseroan, dari USD 42 juta ton menjadi USD 64,9 juta atau terjadi kenaikan 54 persen.

Melonjaknya harga tersebut membuat penjualan BUMI tumbuh 29,63 persen, dari USD 1.152 miliar menjadi USD 1.493 miliar, meskipun secara volume menurun sebesar 10,4 persen. Head of Investor Relation PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava menjelaskan, terkoreksinya penjualan batu bara perseroan disebabkan kondisi perekonomian global yang kurang kondusif. "Itu yang menyebabkan penjualan mengalami koreksi," ujarnya.

Secara terpisah, Head of Research Recapital Securities Poltak Hotradero mengungkapkan, harga jual batu bara besar kemungkinan masih akan meningkat, terutama untuk pasar internasional. "Harga spot di pasar internasional masih cukup prospektif," katanya. Harga batu bara diramal bisa menembus USD 70 - 80 per ton di pasar ekspor. Untuk pasar domestik, bakal menyentuh kisaran angka Rp 500 ribu per ton. BUMI sendiri telah merevisi harga rata-rata batu baranya menjadi USD 77 per ton, dari prediksi kuartal pertama sebesar USD 70 per ton. Sepanjang 2007, harga rata-rata batu bara perseroan sebesar USD 44 per ton.

PTBA tercatat juga berhasil merevisi kontrak batu bara ke PLTU Suralaya untuk pengiriman pengiriman Juli hingga Desember. Semula, perseroan menjual dengan harga Rp 544,7 ribu per ton, dan kini berhasil dinaikkan menjadi Rp 617,9 ribu per ton. Itu untuk batu bara dengan kalori 5.900 kcal per kilogram. Sesuai kontrak, total pasokan batu bara PTBA ke PLTU Suralaya tahun ini mencapai 5,1 juta ton. Harga batu bara yang kian hot ini berbeda dengan harga komoditas CPO yang justru diprediksi menurun seiring akan dimulainya musim panen, sehingga produknya bakal membanjiri pasar. (eri/jpnn)

Kinerja Finansial Produsen Batubara

Indikator BUMI PTBA

Pendapatan USD 1.493 M Rp 2,88 T

Laba Bersih USD 436,8 Juta Rp 710,35 M

Sumber: Laporan Keuangan

Pemrov sentil 29 BUMN

Pemprov Sentil 29 BUMN

++Terkait Rendahnya Kesadaran Salurkan Dana PKBL

RADAR PALEMBANG, PKBL - Pemprov Sumsel menyentil 29 BUMN yang beroperasi di daerah ini agar lebih aktif dalam menyalurkan dana Program Kebijakan Bina Lingkungan (PKBL) sesuai dengan porsi dan proporsi masing-masing. Sebab, saat ini pihaknya belum menerima tembusan dari pihak terkait jumlah penyaluran pada 2008.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Sumsel Ir Budi Raharjo, menegaskan hal tersebut usai rapat koordinasi dengan Dekopin dan pihak terkait, akhir pekan lalu.

Sindiran disampaikan Budi, mengingat tingkat kesadaran 29 BUMN masih rendah. Menurutnya, dari jumlah royalty perusahaan, seharusnya wajib disisihkan PKBL-nya sebesar 2 persen. “Bila ini komit dilakukan oleh 29 BUMN yang ada di Sumsel, saya yakin, tak ada UMKM ataupun koperasi yang sulit dapat pinjaman modal. Kan salah satu fungsi PKBL membina UMKM yang ada,”tegasnya.

Bukanya ingin intervensi, kata Budi, pihaknya hanya mengingatkan, agar ke-29 BUMN bisa segera merealisasikan PKBL-nya sesuai jalur dan prosedur kepada yang berhak. Biasanya, setiap semester dan tahunan ada tembusan laporan dari Bank Indonesia (BI) seberapa banyak data tersalur. “Anehnya, tahun 2008 belum ada laporan. Entah sudah ada penyaluran, atau masih nol,” tegasnya.

Budi mengingatkan, BUMN adalah salah satu andalan penting kehidupan perekonomian masyarakat. Sebab, bagaimanapun juga mereka adalah bagian dari aktivitas sosial kemasyarakatan. Bila itu benar, artinya BUMN juga komitmen dengan kondisi masyarakat sekitar.

Disinggung mengenai tingkat partisipasi, menurutnya baru separoh BUMN. “Masih banyak BUMN yang masih separoh hati mengeluarkan PKBL-nya. Padahal, rekap tahunan selalu ada. Ini akan selalu dievaluasi, sebab ketentuan UU mengharuskan PKBL ini dikeluarkan, pemprov pun harus ikut peduli lah setidaknya,’’ tandas Budi.

Menurut data didapat koran ini, beberapa laporan penyaluran dari 29 BUMN di Sumsel ternyata masih minim dan baru tercapai sekitar 65 persen dari rata-rata penyaluran total BUMN yang ada. Sedangkan dari 65 persen BUMN yang biasa menyalurkan rata-rata 40 persen menyalurkan sekitar 40-80 persen dari jumlah total yang harus disalurkan. Sedangkan BUMN yang sudah menyalurkan 100 persen lebih baru 25 persen diantaranya biasa dilakukan PT Bank Mandiri dan PT Sucofindo.

Ini seharusnya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah juga bagi pihak Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) sebagai pihak fasilitator. Sebab, sesuai dengan konsekwesinya peraturan daerah bahwa setiap perusahaan dan BUMN harus menyisihkan sebesar 2 persen dari keuantungan laba. Namun realisasinya masih banyak BUMN yang belum memenuhi aturan ini.

Program kemitraan ini diharapkan bisa menciptakan embrio ‘pancingan’ nasabah komersil yang potensial serta mampu meningkatkan skill SDM mitra binaan dan nasabah perbankkan di masa mendatang saat usahanya sudah maju, untuk selanjutnya diarahkan menjadi nasabah komersial.

Meskipun juga ada persyaratan yang harus dipenuhi, pinjaman dana ini biasanya hanya berlangsung maksimal 1-2 tahun dengan suku bunga pinjaman kemitraan sebesar 6 persen-12 persen per tahun dengan platform 50 juta, diharapkan bisa merintis mitra binaan menjadi nasabah komersial yang bankable dan usahanya layaka didanai oleh bank pada periode selanjutnya.(ayu)

Neraca perdanganan

Neraca Perdagangan Surplus Rp 10 T

RADAR PALEMBANG, SURPLUS-Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Palembang, neraca perdagangan di Sumsel selama Januari-April menguat tajam. Sebab, pada periode tersebut neraca perdagangan ekspor-impor surplus hingga Rp 10 triliun.

Sementara stabilitas ekonomi diprediksi akan sedikit membaik dengan adanya kabar inflasi Juli yang tercatat hanya 1,32 persen dibawah nasional yang mencapai 1,37 persen.

Menurut Kepala BPS Palembang Haslani Haris didampingi Kabid Statistik Distribusi Nazaruddin, menurut tahun kalender (Januari-Juli) 2008 laju inflasi mencapai 9,45 persen. Ini ditunjukkan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 114,15 persen terhadap IHK Desember 2007 lalu tercatat 104,29 menggambarkan bahwa laju inflasi Juli 2008 lebih tinggi ketimbang Juli 2007 dengan laju Year on Year 14,48 persen. “Namun surplus neraca perdagangan memberikan kabar positif bagi Sumsel,’’ ujarnya.

Meskipun perkembangan ekspor cukup fluktuatif dari bulan ke bulan, jelas Nazaruddin, tapi pada periode Januari-April ekspor Sumsel tercatat mencapai USD 1.162.428.166 atau setara Rp 10,5 trilliun dengan kurs dolar saat ini Rp 9.118 atau naik dari posisi tahun 2007 sekitar 49,84 persen yang hanya mencatat angka USD 775.764.315.

Sementara import Januari-Juli 2008 tercatat USD 49.847.377 atau setara Rp 454,5 miliar. Atau turun sebesar 2,09 persen dari posisi tahun 2007 hanya mencatat angka US $ 50.909.962.

Jumlah ini, menurut Nazaruddin, akibat turunnya golongan impor mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar USD 3,10 juta dari USD 5,52 juta menjadi USD 2,42 juta. Sementara, enam golongan lainya tetapa mengalami peningkatan, paling besar peningkatanya adalah golongan hasil penggilingan sebesar USD1,76 juta, namun secara keseluruhan golongan utama impor non migas Sumsel mulai karet , kayu, udang, CPO, the, kopi, pulp mengalami menurunan.

“Dengan nilai Januari-April 2008 sebesar USD 44,16 juta sekitar 92,32 persen dibandingkan dengan nilai impor periode sama tahun 2007 mencapai USD44,94 juta,’’ tegas Nazaruddin.

Untuk jumlah negara import, masih menurut Nazaruddin, paling tinggi masih di duduki Cina menyumbnang hingga USD 11.193.487, lalu Malaysia menyumbang USD 9.286.663. ketiga Singapura menyumbang USD 4,215.610, baru menyusul wilayah Eropa Jerman, Inggris, Finlandia. Denmark, lalu negarautama lainya AS, India, jepang, Ausdtralian dan Thailand.

Sedangkan untuk eksport, tertinggi masih ditempati sektor non migas menyumbang USD 959.954.049 atau menempati 82,58 persen, sedangkan migas hanya mencapai USD 202.474.117 atau menempati posisi 17,42 persen.

Dengan sumbangan ekspor terbesar ke neraga Cina terbesar USD 258.460.166, kedua ditemparti oleh Singapura USD 205.678.080, dan ketiganya ditempati AS US 188.754.264. Ketiga negara tersebut menyumbang porsi devisa hingga 56,16 persen dari total devisa masuk. Baru disusul begara lain jepang, jerman, Malaysia, India, kanada, Prnacis, Brazil.

“Untuk posisi pemicu inflasi Juli ini, tertinggi disumbang oleh BBM rumah tangga seperti gas elpiji. Selain perubahan harga naik hingga 21,5 persen, juga dipicu oleh distribusi dan stok,’’ tandas Nazaruddin.

Posisi kedua penyumbang inflasi telur ayam ras, mengalami kenaikan harga 16,2 persen. Cabe merah mengalami perubahan harga 14 persen, gading ayam yang madih terus naik harganya hingga 4,6 persen. Renbang naik drastis 20 persen. Juga kebutuhan dasar bangunan, seperti pasir mulai naik membumbung 31 persen, batubata naik 5 persen. Lainya dipengaruhi harga obat naik 8 persen, lalu emas perhiasan naik 0,7 persen dan harga petai mulai banyak diminati saat musim begini, mengalami perubahan harga 50 persen.

“Cukup fluktuatifnya kondisi inflasi Palembang ini, masih disebabkan oleh belum stabilnya indeks kemampuan beli masyarakat. Juga sifat masyarakat masih banyak uji coba barang terbaik, dengan adanya perubahan pola konsumsi dengan terus merangkaknya harga di pasaran,’’ pungkas Nazarudin. (ayu)

Kiat Mazda Hadapi Persaingan

++Kiat Mazda Hadapi Persaingan City Car (2)

Serupa Tapi Tetap Tak Sama

Kehadiran Mazda 2 nampaknya tidak terlalu mengkhawatirkan showroom yang memasarkan kendaraan sekelas. Bahkan, beberapa diantaranya tetap optimis dengan keunggulan yang dimiliki serta harga yang relatif terjangkau

Iriansyah B - PALEMBANG

Walaupun diyakini mampu bersaing, namun kehadiran Mazda 2 tidak berpengaruh besar pada komposisi penjualan kendaraan city car di palembang. Bahkan beberapa showroom yang juga memasarkan kendaraan sekelas yakin penjualan mereka akan tetap stabil seiring dengan kualitas yang dimiliki.

Mazda2 sendiri akan berhadapan langsung Toyota Yaris dan Honda Jazz, karena dari sisa harga tidak jauh berbeda. sedangkan Daihatsu Sirion, Hyundai Atoz dan Kia Piconto walaupun termasuk city car namun berbeda kelas.

Branch Manager Honda Maju Mobilindo Didi Kristiady mengaku tidak terlalu khawatir dengan kehadiran Mazda 2 tersebut. Menurutnya dalam bisnis, persaingan itu tetap ada dan tidak akan ada habisnya, namun demikian bukan berarti harus bersaing secara tidak sehat. “ Kita tidak khawatir, walaupun satu kelas namun kepercayaan masyarakat akan produk kita tidak perlu diragukan lagi, bahkan hingga saat ini Honda jazz masih indent karena ketiadaan stok, jadi tidak masalah, “ ujarnya kepada koran ini, kemarin.

Dijelaskan DIdi, walaupun satu kelas namun pihaknya tetap memiliki keunggulan dalam hal pengalaman dan kepercayaan masyarakat. Pihaknya tidak akan melakukan persiapan khusus menghadapi persaingan yang semakin ketat sekarang ini. ” Tidak ada persiapan khusus, yang kita lakukan adalah tetap menomersatukan kepercayaan masyarakat dengan memberikan produk yang memang berkualitas, ” tegasnya.

Hal senada diungkapkan Manager Marketing CV Union Jaya Motor authorized Daihatsu Palembang Thomas. Menurutnya, kehadiran Mazda2 tidak akan berpengaruh besar terhadap sales daihatsu khususnya dikelas city. Karena dari segmen memang tidak sama. “ Sirion kan dari sisa harga jauh berbeda, terlebih dengan adanya varian terbaru seperti type D. Jadi tidak akan berpengaruh,” tegasnya.

Bahkan diakuinya, permintaan Sirion cenderung meningkat seiring dengan naiknya harga kendaraan sejenis. “Kita bisa katakan dapat imbas. Karena saat merk lain menaikan harga, maka konsumen banyak lari ke produk kita yang memang dari sisi harga cukup terjangkau dengan fitur yang takkalah bersaing, “ terangnya.

Saat ini jumlah indent sirion sudah mencapai 20 unit lebih, angka ini cukup fantastic melihat launching varian terbaru produk ini belum begitu lama.

Senada diungkapkan Branch Manager PT Kia Mobil Indonesia Palembang Cecep M Kholik mengaku tidak terlalu khawatir dengan kehadiran produk terbaru Mazda tersebut. Ia beralasan, segmen pasarnya jauh berbeda. “ Harganya cukup tinggi dibanding kita, jadi tidak begitu masalah, “ paparnya. Dari tanggapan sejumlah pimpinan dealer yang memasarkan kendaraan tersebut ditarik suatu kesimpulan, bahkan pasar kendaraan tetap berbeda satu sama lain, walaupun masuk kategori yang sama. Yang membedakan tentu harga jual dan layanan, karena dari sisi kualitas semua pabrikan mengaku semuanya baik. Tinggal kini konsumenlah yang mempunyai kuasa untuk memilih, jenis kendaraan yang sesuai baik dari sisi kegunaan, kualitas, dan dana yang dimiliki. (**/tamat)

ekspor perikanan

Ekspor Perikanan Bukukan Devisa Rp 84,1 M

++Sepanjang Semester I Tahun 2008

RADAR PALEMBANG, KELAUTAN – Perolehan negara melalui ekspor perikanan setiap tahun kian membaik. Bila semester I tahun 2007 lalu ekspor mencatat angka sekitar 58 ribu ton ternyata mampu membukukan perolehan devisa negara sebesar Rp 70 miliar. Kondisi ini membaik pada 2008, yang pada semester I 2008 ini mampu meraup pendapatan devisa hingga Rp 84,1 miliar.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumsel Sri Dewi Titi sari didampingi Kasubdin Program A Mukohir, Kasubdin Usaha Ismail Daud dan Kasubdin Produksi Boy Hermansyah, menjelaskan, sebenarnya perkembangan ekspor produksi ikan sempat terpukul sejak tahun 2007 lalu.

Ketika itu, mencatat devisa Rp 140 miliar dari perolehan devisa tahun 2006 mencapai lebih dari Rp 150 miliar, karena saat itu BBM mulai naik diakhir tahun menyebabkan perolehan hasil ikan tangkap dari para nelayan turun drastis.

Produksi ikan kembali stabil pada awal tahun 2008 lalu, membuat para nelayan kembali mulai melaut. Sementara para pemilik tambak, tetap bertahan meskipun harga pakan, bibit juga mulai merangkak naik. Sehingga pencapaian ekspor ikan semester awal 2008 ini masih signifikan lebih tinggai dari tahun 2007 pada periode sama.

Namun, kata Sri Dewi, pihaknya belum bisa menargetkan bahwa kenaikan produksi dan ekspor ini akan berlangsung hingga akhir tahun. Karena dengan naiknya harga minyak mentah dunia menyentuh level 140 ribu US Dolar per barrel dan baru mulai turun beberapa hari terakhir mencapai 126 ribu US Dolar per barrel. “Dan ini, ternyata belum mempengaruhi pada penurunan harga pakan ternak ikan masih bertengger di harga Rp 6.000 per kilogram,’’ ungkap m.

Begitupun harga komponen produksi lain seperti bibit ikan naik hingga 30 persen dan juga komponen biaya transportasi dan lainya. Sehingga pihaknya memprediksi kenaikan hanya akan mampu bertahan di angka minimal sama pada semester dua tahun ini.

Tak hanya para nelayan mengurangi aktivitas melautnya, biasanya sepekan baru pulang, sekarang hanya 2-3 hari sudah pulang. Tapi para pengusaha tambak, juga banyak bersifat pasif mengurangi produksi karena biaya bibit cukup tinggi.

Mengenai harga ikan dunia, menurutnya cukup bagus sekali. Hampir tiap tahun mengalami kenaikan. Oleh sebab itulah, untuk mengimbangi perkiraan penurunan volume produksi, pihaknya akan mempertahankan bebera jenis komogitio andalan eksport guna mempeertahankan angka devisa yang masuk tetap besar.

Komoditi udang beku, peertama mampu mencatat devisa tertinggi hingga Rp 75,7 miliar. Lalu Kodok beku Rp 5,5 miliar, Ikan betutu menyumbnag Rp 333,4 juta, Ikan Hias menyumbang Rp 2,2 miliar, Ikan betutu beku menyumbang Rp 36 juta, dan jenis ikan hidup lainya menyumbang Rp 267 juta.

Semua itu, akan dipertahankan melalui pengetatan standart mutual. Menjaga seluruh starilisasi produksi dari Hulu ke Hilir. Baik pakan yang tidak mengandung obat kimia, bibit yang unggul serta system pengolahan yang benar dengan standart food scurity berstandart UNI EROPA.

Titi juga menjelaskan, munculnya prospek baru yang akan dikembangkan oleh Sumsel. Yakni jenis ikan Baung. Selain harganya mahal mencapai 3 kali lipa ikan patin atau sekitar Rp 30 ribu per kilogram. Ikan baung ini sekarang sudah bisa dibudidayakan melalui metode terbaru.

Menggunakan metode ‘kawin suntik’. Melalui perangsangan jantan dan betina saat telur si betina sudah mulai matang, maka si jantan harus dikawinkan di habitat air tawar bisa juga habitat air laut. Periode ini bisadilakukan 3 bulan sekali.

Cara lain agar produksi Baung sesuai dengan target waktu, adalah membnerikan makan banyak protein pada ikan betina, agar cepat matang indung telurnya. Pola ini diyakini akan mampu membudidayakan Baung secara berkesinambungan melalui pola tambah Jaring Apung atau kolam air tenang.

Bahkan, selain saat ini Baung sudah mulai diuji cobahakn di balai benih Ikan (BBI) UPTD Air satan. Tahun depan, pun telah disipakan lahan seluas 11 hektar di MURA dibagi dalam dua lokasi guna dilakukan budidaya ikan Baung.

Sasaran pasarnya, Titi mengaku masih lokal, dan propinsi tetangga seperti Bengkulu, Lampung, Jambi. Untuka eksport masih akan dijajaki dahulu. Karena potensi eksport jenis ikan ini biasanya tak bisa masuk di negara UNI EROPA, tapi di luar UNI EROPA.

“Selanjutnya, MURA akan dijadikan sebagai pusat pembenihan.Sehingga mampu mendistribuiskan ke 14 kabupaten/kota lainya, saat benur berukuran 5-8 centi meter,’ kata Titi lagi.(ayu)

KASUS TENGGILING

BK Usut

Keterlibatan

Anggota Dewan

++Polisi Amankan Tersangka Baru

RADAR PALEMBANG, DIUSUT – Isu dugaan keterlibatan oknum anggota DPRD Palembang dalam penyelundupan tringgiling yang beromset triliunan di Jl Karya Baru Lr Irigasi RT 03/09 Kelurahan Karya Baru Kecamatan Alang-alang Lebar, membuat Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Palembang gerah.

Dengan wajah penuh tanya, badan kehormatan mulai mengusut siapa anggota dewan yang disebut-sebut terlibat dalam penyelundupan tringgiling tersebut. Sementara anggota dewan lain, terlihat saling tanya siapa anggota dewan yang dimaksud tersebut.

“Jujur saya sangat terkejut dengan informasi ini, tapi yang jelas persoalan ini akan kita usut,”ucap Harmen Abbas, ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Palembang, kemarin.

Sebagai langkah awal, sambung Harmen, dirinya akan melaporkan hal ini kepada pimpinan dewan untuk ditindak lanjuti. “Memang sih, ini peristiwa kriminal karena jelas-jelas melanggar hakum, makanya persoalan ini akan kita tindak lebih lanjut,”ujarnya.

Jika terbukti bersalah? “Dewan itu anggota masyarakat juga, jadi jika melanggar bhukum, sanksinya sama dengan masyarakat lain. Jika bersalah hukumnya tetap pidana. Tapi yang jelas kita tetap menunggu lebih lanjut informasi dari pihak kepolisian yang menyelidiki masalah ini ,”kata Marwan.

Sementara itu, dari hasil pengusutan V/Pidter Mabes Polri yang dipimpin oleh Kombes Pol Drs Widi, telah mengamankan 12 tersangka dari sebelumnya hanya 11 tersangka. Tersangka baru adalah Ngo Beng Seng Als Hasan (36) warga Palembang. Kemarin, dia langsung diperiksa Tim Pidter Mabes Polri AKBP Drs Arif Darmawan.

Informasi yang berhasil dihimpun, Hasan diperiksa secara insentif oleh penyelidik karena diduga kuat keterlibatannya dalam penyelundupan. “ Dia bertiga dengan Aseng sebagai pemiliknya, yang bekerjasama dengan Hasan. Makanya Hasan hari ini diperiksa secara insentif, namun kita tidak tahu apa isi dari pemeriksaan tersebut,” jelas salah satu sumber di Poltabes Palembang, yang enggan untuk disebutkan namanya.

Kemarin (31/7) Siang harinya sekitar pukul 13.00 WIB, beberapa anggota tim dari Mabes Polri yang dibantu oleh beberapa orang anggota Poltabes Palembang, langsung melakukan penggerbekan dan penggeledahan disalah satu rumah yang terletak diperumahan kedamaian kecamatan Kalidoni Palembang. Terakhir diduga kalau rumah tersebut merupakan rumah yang disewa oleh tersangka Aseng yang merupakan warga dari Sepang Malaysia.

Ditempat terpisah, Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs Ito Sumardi DS SH MH, siang kemarin (31/7) datangi TKP sekitar pukul 14.00 WIB. Kapolda Sumsel beserta beberapa pamen Polda Sumsel, mendatangi lokasi pabrik tringgiling atau PT Ikan Mas Jaya yang terletak di Jl Karya Baru Lr Irigasi RT 03/09 Kelurahan Karya Baru Kecamatan Sukarami Palembang.

Namun sayang, orang nomor satu di Polda Sumsel ini hanya sebentar saja dilokasi, atau lebih kurang dari 15 menit beliau mendatangi TKP tersebut. Sebab ia datang ke TKP tersebut secara diam-diam dan tidak diketahui oleh wartawan. Tapi sayang saat begitu ada wartawan yang datang, saat Kapolda mengetahui kalau ada wartawan dilokasi tersebut beliau langsung saja pergi dari lokasi.

Namun walaupun demikian, wartawan masih berusaha untuk mencegatnya walau hanya sedikit Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs Ito Sumardi terpaksa mau memberikan informasinya.” Saya tidak tahu dengan usaha penyelundupan tringgiling ini, penangkapan atau penggerbekan ini juga dilakukan langsung oleh tim V/Pidter Mabes Polri. Data-data dari penangkapan itu sendiri belum ada di Polda, mungkin dalam waktu dekat dari tim/Pidter akan memberikan data lengkap dan akurat ke pihak kita,”jelas Kapolda .

“Kalau dugaan sementara ini, bisnis illegal berupa penyelundupan hewan langka ini melibatkan jaringan antar Propinsi bahkan langsung ke lintas negara,”tungkasnya

Sementara itu, saat wartawan koran ini mendatangi pihak Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), Kasubag TU Khaidir saat ditanyai mengenai keterlibatan KSDA dengan kasus penyelundupan tringgiling ini mengatakan,” Saya tidak terlalu memahami secara instusi masalah penyelundupan ini, dan saya baru saja mengetahuinya setelah membaca koran pagi ini. Secara instusi saya mendukung kegiatan penangkapan itu. Namun sejauh ini saya tidak tahu kalau ada penangkapan tersebut, baru ada penangkapan inila baru tahu kalau ada bisnis tringgiling,”jelas Kasubag TU Konsevasi Sumber Daya Alam Khaidir kemarin.

Lebih lanjut beliau mengatakan,” kalau ada keterlibatan dari pihak kita, silakan buktikan sejauh ini saya selalu bekerjasama karena kita mitra kerja,”ujarnya

Keterkaitan kasus tringgiling ini, menurut informasi yang berhasil dihimpun oleh koran ini mengatakan, kalau dalam menjalankan bisnis ini ada keterlibatannya dengan petinggi Polisi dan anggota DPRD Palembang. Untuk sementara ini kita masih menunggu bagaimana perkembangan dari kasus tringgilingi yang omzetnya mencapai ratusan triliun pertahun.

Terpisah, Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kota Pagaralam Ir Safrin Tiaf MscPhd melalaui drh Sukri Kabid Peternakan mengatakan pihaknya tidak tahu jika tergiling yang diselundupkan tersebut merupakan dari Pagaralam. Selama ini saja belum terdengar kalau banyak tergiling di pagaralam. “Saya belum tahu kalau di Pagaralam ini banyak tergiling, saya aja baru dengar dari media kalau tergiling yang diselundupkan tersebut merupakan dari Pagaralam,”katanya. (vie/sep/ear)

Senin, 11 Agustus 2008

Hidup

wamar tak selamnya berkembang, tetapi berkembang dengan sendirinya